Fenomena Sesudah Lebaran

             Saat lebaran akan terjadi dan tinggal beberapa hari masyarakat yang ada di perkotaan seperti di jakarta yang sebagai ibukota negara berbondong-bondong untuk pulang ke kampung halamannya dengan maksud untuk merayakan lebaran ataupun silaturahmi ke sanak saudara yang ada di kampung. Sekejap kota-kota besar pun sunyi dari kegiatan sehari-harinya dan jalanan-jalanan pun mendadak tak berpenghuni kendaraan yang berkeliaran. Alangkah indahnya seperti itu dan berharap keadaan seperti itu akan terjadi sepanjang waktu tapi itu semua hanyalah harapan kosong.
            Lebaran pun sudah berlalu, waktunya beraktifitas kembali. Saat inilah masyarakat perkotaan kembali ke kota untuk beraktifitas seperti biasa, justru saat-saat seperti ini malah masyarakat pedesaan ikut datang ke kota dengan harapan dapat merubah nasibnya. Perkotaan pun akhirnya nambah ramai dengan kedatangan penghuni baru, penghuni baru itu yang berasal dari desa banyak juga yang hanya modal nekat saja dan setelah sampai di kota mereka tidak tahu mau melakukan apa akhirnya pun hanya menambah derita kota saja.
            Masyarakat pedesaan yang merantau ke kota hanya memikirkan manisnya hidup di kota saja saja tetapi tidak memikirkan pahitnya hidup di perkotaan. Mereka berpendapat bahwa hidup di perkotaan jauh lebih tentram dan mendapatkan hal-hal yang lebih baik dari pada di desa, mereka juga memikirkan kalau hidup di kota lebih enak dan semuanya ada di kota jauh di bandingkan dengan di pedasaan tapi setelah mereka datang ternyata mereka hanya luntang-lantung tidak jelas saja.
            Akhirnya pun perantau itu menyesal dan berfikir “mengapa saya datang ke kota??”, setelah itu pun terfikirkan oleh mereka untuk pulang saja ke kampung halaman tapi apalah daya kalau untuk ongkos pulang saja tidak ada akibatnya mereka semua itu terdampar di tengah-tengah kota yang untuk hidup saja butuh perjuangan ekstra keras. Hidup di desa jauh lebih baik untuk mereka semua itu di desa masyarakatnya jauh lebih rukun antara satu sama lain di bandingkan di kota dan di desa itu saling menghormati  dan saling membantu jika terdapat ada yang ke susahan, yang terpenting adalah kalau di desa masyarakatnya itu lebih saling bertoleransi dalam bermasyarakat di bandingkan masyarakat di perkotaan.


            Masyarakat yang di pedasaan sudahlah di desa saja dan memajukan desanya itu tersebut, dan kalaulah bisa majukan desanya melebihi kemajuan di kota juga jangan menghilangkan kerukunan dalam bermasyarakatnya. Di desa banyak kemampuan potensi-potensi yang terdapat di desa yang belum di manfaatkan atau di kelola secara baik, alangkah sudah baiknya dalam pemanfaatan maka dapat mensejahterakan masyarakat desa itu.


            Masyarakat di perkotaan memang hidupnya lebih instant karena semuanya sudah ada dan terlalu di manjakan dengan itu semua. Masyarakat perkotaan pola hidupnya sudah seperti itu karena sudah terbiasa akan hal-hal yang seperti itu tapi jika belom terbiasa hidup di perkotaan maka masyarakat tersebut akan tertindas oleh kejamnya hidup di kota. Masyarakat di perkotaan seharusnya mengambil contoh yang baik seperti masyarakat di pedasaan yang dalam hidup bermasyarakatnya penuh dengan toleransi, saling menghormati, dll terhadap masyarakat lainnya.
            Jadi antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan jangan ada saling iri satu sama lain, iri boleh asalkan itu dapat menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik. Bangunlah daerah atau teritorialnya masing-masing karena masih banyak potensi yang belum di manfaatkan secara baik khususnya di pedesaan. Antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan bangunlah negeri ini menjadi lebih baik dan lebih tentram lagi supaya tidak ada saling kecenderungan dan keirian sosial satu sama lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More