Bab
1. Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan
fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin
meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap
insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut
kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab
masing-masing individu berbeda.
Tanggung
jawab dapat diartikan sebagai sikap manusia yang murni semua individu itu
punya sikap tersebut. Namun tangungjawab sangat sulit sekali dikeluarkan dalam
beberapa hal atau kejadian. Sebenarnya rasa itu bukanlah rasa tanggung jawab tapi
rasa ketakutan kita untuk melakukan tanggung jawab tersebut, karena takut
berakibat sesuatu atau mungkin menimbulkan beban dalam hati, pikirang dan juga
kantong kita. Jadi mari kita mengasah rasa tanggung jawab kita dan kita
singkirkan rasa takut, beban atau bahkan malu kita demi hidup yang lebih
baik.Tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup
manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.apabila di kaji
tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari
perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung
jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud
adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam
mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah
petunjuk pada hati (nurani) mu."
Dalam wacana
keislaman, tanggung jawab adalah tanggung jawab personal. Seorang muslim tidak
akan dibebani tanggung jawab orang lain. Allah berfirman: "Setiap jiwa
adalah barang gadai bagi apa yang ia kerjakan." Dan setiap pojok dari
ruang kehidupan tidak akan lepas dari tanggung jawab. Kullukum râ'in wa
kullukum mas'ûlun 'an Ro‘iyyatih.....
Hubungan
manusia dan tanggung jawab harus selaras agar bisa membentuk kepribadian
manusia itu menjadi bertanggung jawab dalam hal apapun dan hal sekecil apapun.
Hal hal kecil pun harus bisa di pertanggung jawabkan karena hal kecil itu
sangat mempengaruhi bagaimana manusia itu dapat memahami dan menghayati hal hal
yang mungkin saja dianggap sepele menjadi lebih bermakna. Tanpa disadari
tanggung jawab pun menjadi sebuah keharusan dan nilai yang harus di penuhi oleh
semua manusia tanpa terkecuali. Namun jangan pernah mengartikan tanggung jawab
sebagai keharusan dan titik pencapaian tertinggi, karena bila tanggung jawab menjadi
beban berat untuk manusia maka menjadi tidak baik. Seperti hal contohnya ketua
kelas, dengan tanggung jawab seluruh murid kelas . Jangan sampai ketua kelas
merasa terbebani dengan semua tanggung jawab, yang bisa mengakibatkan rasa
terbebani bagi ketua kelas itu sendiri. Dan akhirnya bisa menimbulkan stres.
A.
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia terhadap tingkah laku atau perbuatannya yang
dilakukan baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab berarti
juga perbuatan yang ingin melaksanakan kewajibannya. Seseorang mau bertanggung
jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan
dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain.
Tanggung
jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Untuk memperoleh atau
meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung
jawab bisa dikelompokkan dalam dua hal. Pertama,
tanggung jawab individu terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab
terhadap akal(pikiran)nya, ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara
umum. Rasulullah bersabda: "Bani Adam tidak akan lepas dari empat
pertanyaan (pada hari kiamat nanti); Tentang umur, untuk apa ia habiskan;
Tentang masa muda, bagaimana ia pergunakan; Tentang harta, dari mana ia peroleh
dan untuk apa ia gunakan; Tentang ilmu, untuk apa ia amalkan."
Kedua, tanggung
jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan (sosial) di mana ia hidup. Kita
ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluq yang membutuhkan orang lain dalam
hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai
kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya. Kewajiban sangat erat
kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Kita
sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain,
tidak pantas bagi kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab pada
kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada orang lain, jangan harap orang lain
akan berbuat adil pada kita.
Ada sebagian
orang yang berkata bahwa kesalahan-kesalahan yang ia lakukan adalah takdir yang
telah ditentukan Tuhan kepadanya. Dan dia tidak bisa menolaknya. Satu misal
sejarah; suatu ketika di masa Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap
dan kemudian dibawa ke hadapan khalifah. Beliau bertanya: "Mengapa
kamu mencuri?", pencuri itu menjawab "Ini adalah takdir. Saya tidak
bisa menolaknya." Khalifah Umar kemudian menyuruh sahabat-sahabat untuk
menjilidnya 30 kali. Para sahabat heran dan bertanya "Mengapa dijilid?
bukankah itu menyalahi aturan?" Khlaifah menjawab "Karena ia
telah berdusta kepada Allah."
Seorang
muslim tidak boleh melepas tangan (menghindar dari tanggung jawab) dengan
beralasan bahwa kesalahan yang ia kerjakan adalah takdir yang ditentukan Allah
kepadanya. Tanggung jawab tetap harus ditegakkan. Allah hanya menentukan
suratan ulisan) tentang apa yang akan dikerjakan manusia berdasarkan keinginan
mereka yang merdeka, tidak ada paksaan. Dari sinilah manusia dituntut untuk
bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Mulai dari hal yang sangat
kecil sampai yang paling besar. "Barang siap yang berbuat kebaikan,
walau sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang berbuat
kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan melihatnya pula" (al
Zalzalah 7-8).
B.
Macam-macam Tanggung Jawab
a.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Manusia dituntut untuk memenuhi
kewajibannya sendiri agar dapat memecahkan masalah-masalahnya sendiri.
b.
Tanggung jawab terhadap keluarga.
Keluarga terdiri dari suami-istri,
ayah-ibu, anak-anak, dan orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga, misalnya seorang ayah
bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga.
c.
Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Manusia merupakan anggota masyarakat
yang mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Misalnya dalam suatu daerah,
seseorang ikut serta dalam susunan RT. Maka ia harus dapat menjaga amanah dari
warga setempat.
d.
Tanggung jawab kepada bangsa/negara.
Dalam berpikir, berbuat, bertindak,
bertingkah laku, manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang
dibuat oleh negara.Misalnya bila melanggar aturan lalu lintas, maka harus
berurusan dengan pihak polisi lalu lintas.
e.
Tanggung jawab terhadap Tuhan.
Untuk mengisi kehidupannya, manusia
mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan sehingga tindakan manusia
tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam kitab suci.
Sanksi dari pelanggaran hukum-hukum Tuhan diberikan langsung oleh Tuhan.
C. Pengabdian
dan Pengorbanan
Wujud tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan.
a. Pengabdian.
Pengabdian adalah perbuatan, baik
yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan,
cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan sema itu dilakukan dengan
ikhlas.
b. Pengorbanan.
Pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Oleh karena itu, pengorbanan mengandung unsur ikhlas.
Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan lebih banyak menunjuk
kepada pemberian sesuatu. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan.
Bab 2. Manusia dan Kegelisahan
A. PENGERTIAN
KEGELISAHAN.
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal
yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa
kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau
gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau
gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir
dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk
dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain. Kegelisahan
menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun
ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
a. Kecemasan obyektif.
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya
dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat
dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya. Kenyataan
yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh
sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia
sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pemah memperkosanya.
Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana
pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.
b. Kecemasan neorotis (syaraf).
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1) Kecemasan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan
menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah,
yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
2) Bentuk ketakutan yang tegang dan
irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet
ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dari obyek yang ditakutkannya.
Misalnya seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak
mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika masih kecil
dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk
adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan
bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
3) Rasa takut lain ialah rasa gugup,
gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada
provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan din yang
bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat
menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun
ego dan superego melarangnya.
c. kecemasan moril.
Kecemasan moril disebabkan karena
pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi,
benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Rasa iri, benci,
dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara
keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan
untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
B. SEBAB-SEBAB
ORANG GELISAH
Apabila kita
kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut
kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman
dari luar maupun dari dalam.
C. USAHA-USAHA
MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama hams mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita hams
bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh :
Contoh :
Dokter yang
menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa
tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa
bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena is merasa khawatir. Dalam hal
ini dokter itu hams bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
D. KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata
asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan
adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pemah mengalami hidup
dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama
lain.
Yang
menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan
yang ada pada diri seseorang, sehingga is tidak dapat atau sulit menyesuaikan
diri dalam masyarakat.
E. KESEPIAN
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami
kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung
kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian :
Bermacam-macam
penyebab terjadinya kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal
seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak
suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Contoh :
Pangeran
Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian, dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan
istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan
istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat hidup.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata
tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan
yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan
tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah
akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan
oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang lulus atau
tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang
gelisah. lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir
seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari
karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh
atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
G. SEBAB-SEBAB
TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu
tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan.
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau
sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia.
2. Phobia
Ialah rasa
ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian
tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya
keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak
disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4. Histeria
Ialah
neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dan sikap
orang lain.
5. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
Delusi ini
ada tiga macam, yaitu :
a) Delusi persekusi :
Menganggap
keadaan sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal
tetangga kifi kanan karena menganggap jelek.
b) Delusi keagungan :
Menganggap
dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila honnat.
Menganggap orang-orang disekitamya sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya
semua orang menjauhi juga.
c) Delusi melancholis :
Merasa
dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau
dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan
otot-otot tak tericuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo
orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, is gemetar, keringat dingin mengucur,
ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa tak
memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan yang
terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti din orang dapat juga
berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau
pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinai orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasamya, sehingga dengan timbulnya
halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu dapat menyadari perbuatan itu,
tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada
keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu
gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini
dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah,
resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung,
menyendiri.
Contoh :
Dalam
liburan, seperti biasa Samsulbahri pulang ke kampungnya, dan biasa pula setiap
pulangnya Samsul bennain ke rurnah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di
nimah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah
Samsulbahri oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan
menghamtam si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu
terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar,
jatuh terus meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli ).
H. USAHA-USAHA
PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang
tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam
penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si
penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat
sembuh. Bila hal itu terjadi, maim jalan yang paling baik bagi penderita ialah
diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Kegelisahan atau kecemasan
disebabkan oleh tiga macam yaitu :
1) Kecemasan Objektif.
Adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam
dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang
mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan
mungkin dari sifat bawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada
dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu di sekitar lingkungannya.
2) Kecemasan Neorotis
Kecemasan ini timbul
karena pengamatan tentang bahaya dari hati naluri.Menurut Sigmund Freud
kecemasan ini dibagi tiga macam yakni ; kecemasan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia)
dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebagainya.
3) Kecemasan Moril
Kecemasan ini disebabkan
karena kepribadian seseorang. Tiap kepribadian masing-masing manusia memiliki
bermacam-macam emosi antara lain isri,
dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari
pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang
sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut
gelisah dan putus asa. Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena
hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu
ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Cara mengatasi kegelisahan
ini pertama-tama dimulai dari diri kita
sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat
berpikir secara jernih dan sehat, sehingga segala kesulitan dapat kita
atasi.
Sebab-Sebab Orang Gelisah :
1. Gelisah terhadap
dosa-dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan.
2. Gelisah terhadap hasil
kerja yang kurang memenuhi kepuasan spiritual.
3. Gelisah dan takut akan
kehilangan harta dan jabatan.
4. Gelisah dan takut akan
menghadapi masa depan yang kelam.
Bab 3. Manusia dan Harapan
Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan
berarti
manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
warisnya. Harapan bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha
esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan
sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi
bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang
lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir
ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu
keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia
hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
Menurut
Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu adalah :
1) kelangsugnan
hidup.
2) Keamanan.
3) Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai.
4) Diakui
lingkungan.
5) perwujudan
cita-cita
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan
focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan
manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia
sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan
namanya.
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan
tiga teori tentang kebenaran :
I.
Teori koherensi.
suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat
koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
II.
Teori korespondensi.
Teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan)
obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
III.
teori pragmatis’
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan
pada diri sendiri.
2. kepercayaan
pada orang lain.
3. kepercayaan
pada pemerintah.
4. kepercayaan
pada Tuhan
Daftar Pustaka
Pdf
Bab 11.Manusia dan Harapan – UG E-Learning
Dll